monumen dan mimpi seno

img_20161029_061937-copy

Pada suatu malam minggu di akhir November itu, di sela rehatnya, Seno Samodro meluangkan waktu untuk mengisi acara para pemuda Boyolali. Acara diskusi dan musik tentang anti kekerasan pada anak itu digelar di pendopo rumah dinas bupati.

Jika tidak ada undangan, pada waktu luang begitu, Seno biasanya nonton sepakbola atau film eksyen, apalagi kalau pemeran utamanya aktor laga Jason Statham.

Tapi, untuk bisa nonton film di bioskop, Seno harus ke Solo. Maklum, Boyolali belum punya bioskop. Dua hobi Seno itu tak lama lagi akan menjadi potensi ekonomi baru bagi Kabupaten Boyolali. Daerah ini dipimpin Seno sejak 2010 dan kini masuk periode kedua hingga 2020.

“Kami sedang dilirik sebuah klub sepakbola ternama Inggris untuk membuka sekolah sepakbola di Boyolali,” kata pria kelahiran Boyolali, 25 April 1964 itu. “Untuk bioskop, tunggu saja,” lanjut dia, berteka-teki.

Teka-teki semacam itu mungkin tak berhenti sekadar sebagai teka-teki. Melainkan menjadi bukti terwujudnya slogan kabupaten itu, “Boyolali Pro Investasi”. Hari-hari ini Boyolali getol membangun untuk memikat calon investor masuk, sekaligus menjadi wujud berdatangannya investasi ke daerah itu.

Yang paling tampak adalah pembangunan infrastruktur dan tetenger atau lanskap kota. Ini dimulai dari pembangunan kompleks terpadu pemkab Boyolali yang dibuka sejak 2013. Pembangunan di area seluas 12,8 hektar ini menghabiskan total dana APBD Rp150 miliar.

Ini belum termasuk pembangunan jalan dan jembatan di seantero Boyolali dengan alokasi Rp 6 trilyun pada 2016. “Pembangunan infrastruktur itu langkah paling jitu menarik investasi,” kata dia.

Yang paling mencolok adalah kantor Seno sendiri yang mirip Istana Merdeka atau White House. Bahkan jalan di depan kantor ini dinamai Jalan Medan Merdeka, meniru lokasi kantor presiden. Gedung DPRD pun dibuat menyerupai gedung parlemen Senayan. Tak jauh dari sana ada museum berwujud patung sapi perah raksasa yang jadi ikon daerah produsen sapi dan susu.

Bedanya, gedung dan kantor pemkab Boyolali jadi ruang pulik. Siapa saja boleh duduk-duduk, selfie, bahkan foto preweding di “White House Bupati”. Pagar di seluruh komplek pemkab juga ditiadakan. Di tengahnya,  warga bebas berjualan di alun-alun hingga menjadi pasar tiban tiap malam dan akhir pekan.

“Ide-ide pembangunan banyak saya adopsi dari Paris yang bertujuan lebih efisien, lebih cantik, memecah keramaian, dan pengembangan wilayah,” kata Seno yang pernah menjadi staf kedutaan RI di Perancis.

Uniknya lagi, satu-satunya di Indonesia, di komplek pemerintahan itu, berdiri rumah ibadah lima agama. Ada Gereja Kristus Raja Damai di sisi utara, sementara Gereja Kristen Sola Gracia bersisian dengan Pura Bhawana Tata di selatan. Sekitar 200 meter dari pura berdiri Masjid Ageng Boyolali dan Vihara Abayagiri Samodra Bakti.

“Ini simbol kerukunan umat beragama dan upaya pemkab Boyolali menyuarakan kebaikan sekaligus menjadi simbol toleransi dan contoh real Bhinneka Tunggal Ika,” kata Seno.

Bukan hanya simbol kerukunan, pembangunan lima rumah ibadah itu jadi contoh taat aturan. Ini mengingat banyaknya rumah ibadah, terutama masjid, tanpa izin mendirikan bangunan (IMB). Menurut Seno, ada 7000 masjid dan musala di Boyolali tanpa IMB. Tempat ibadah non-Islam justru lebih tertib.

Padahal Boyolali melonggarkan aturan IMB. Sayangnya kebijakan itu tidak direspon. Selama lima tahun, pendaftar IMB rumah ibadah tidak lebih dari 10. Pemkab mengupayakan solusi lain, yakni pemutihan IMB seluruh rumah ibadah di Boyolali.

Di tengah aksi intoleransi beragama yang kembali marak belakangan ini, Seno yakin umat beragama Boyolali mampu menjaga kerukunan umat beragama. Apalagi, tak pernah ada catatan konflik antar umat beragama di  Boyolali. “Perbedaan itu indah dan barokah. Kuncinya toleransi.”

Wajah kota juga berubah seiring pembangunan fisik yang digenjot Seno. Patung kereta kuda Arjuna Wijaya garapan seniman top Dunadi telah berdiri gagah di tengah kota. Tak jauh dari sana pekerja juga tengah menuntaskan pembangunan gedung olahraga berbentuk kubah, sehingga disebut dome.

Seno menyodorkan buku desain miniatur tujuh keajaiban dunia. Antara lain menara Eifel dan Pisa, juga Patung Liberty setinggi belasan meter. “Keajaiban dunia akan dibangun di tiap persimpangan Boyolali,” ujar dia.

Pembangunan landmark itu bagian dari upaya branding. Langkah branding lain yaitu mencanangkan Boyolali sebagai City of Festivals. Antara lain dengan gelaran festival musik rock dengan bintang tamu God Bless dan dengan anggaran Rp 400 juta, pada Desember ini.

Dua tahun ini Boyolali juga menggandeng televisi nasional untuk menayangkan acara perayaan tahun baru. Tahun depan digelar konser grup rock Jerman, Scorpion, Oktober 2017, di samping acara Boyolali Jazz. “Ini akan mengalahkan Java Jazz,” sumbar Seno, yang menggemari musik rock dan hobi bermain gitar dan drum ini.

Branding tersebut turut menopang sektor wisata. Dengan potensi utama agrowisata, Boyolali telah menyiapkan Kebun Raya Boyolali. Juga desa wisata Selo, di Kecamatan Selo, di kaki Gunung Merapi dan Merbabu. Selain panorama alam, Selo punya situs turisme yang menarik. “Salah satunya villa milik Pak Joko Widodo yang belum banyak diketahui,” kata dia.

Kawasan Selo terus dipoles. Sarana infrastruktur jalan telah mulus. Homestay warga terus dibuka, termasuk 10 homestay percontohan dari Yayasan Damandiri.  Seno juga menyiapkan kereta gantung di antara Gunung Merapi dan Merbabu untuk menikmati keindahan daerah itu.

Dari rencana panjang 3 kilometer, tengah disiapkan ujicoba 1 kilometer dulu.  “Saya terinspirasi dari Brazil. Di Indonesia, kereta gantung dari dulu hanya ada di Taman Mini Indonesia Indah,” kata Seno.

Tidak jauh dari Selo, tepatnya di daerah Paras, pemkab juga akan membangun showroom dalam ukuran besar dan atraktif untuk memajang berbagai karya dan produk khas Boyolali.

Pada peringatan kemerdekaan tahun depan, sejumlah produk Boyolali, antara lain tembaga dan kuningan, hingga kuliner, macam abon, dendeng, dan kripik ceker, akan dipamerkan di Lapangan Merah, Moskow. Sekitar 100 model Rusia memeragakan busana lokal Boyolali. “Kita siapkan anggaran Rp 7 miliar,” kata Seno.

Selain di dunia nyata, branding juga dilakukan di dunia maya. Sarana online pun jadi bagian penting di era informasi demi kebutuhan akses warga. Boyolali pun menyiapkan teknologi Smart City untuk beroperasi pada Maret 2017.

Seno membeli paket teknologi Huawei seharga Rp100 miliar. Seno menganggap nilai itu tak mahal karena proyeksi keuntungannya bisa Rp 12 trilyun. “Teknologinya paling sophisticated dan lengkap, sehingga lebih efisien.”

Selain warga bisa berinteraksi lewat telepon dan internet secara gratis, teknologi itu akan menyediakan layanan e-komoditas. Sebanyak 35 komoditas akan diketahui stok, harga, dan pasokan tiap daerah secara online.

Dengan segala perubahan itu, slogan “Boyolali Pro Investasi” mulai menuai bukti.   Saat ini ada 880 perusahaan di Boyolali. Iklim usaha diakui kondusif, dengan UMK Rp 1.519.000. “Perijinan usaha dipermudah. Hanya 1,5 jam. Izin HO dihilangkan,” kata Seno.

Bidang industri andalan Boyolali adalah industri tekstil dan garmen. Salah satu investor besarnya Pan Brothers melalui PT Eco Smart Garment Indonesia (ESGI). Produsen sejumlah brand Jepang untuk pasar ekspor AS dan Eropa ini mendirikan empat pabrik di Boyolali dengan kapasitas pekerja hingga 12 ribu orang, dan produksi 28 juta pieces per tahun.

“Boyolali memiliki iklim investasi yang kondusif didukung infrastrukur yang baik, pemerintahan yang stabil dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat,” kata General Manager PT ESGI Nurdin Setiawan dalam suatu kesempatan.

Di industri ini, Seno mengatakan pihaknya tengah menggaet pasar dari Rusia dan non-anggota NATO untuk produk seragam mereka. Selain itu, ada rencana kerjasama produksi jersey Manchester United dengan nilai Rp 3 trilyun per paket order.

Yang kini tengah dalam pembahasan adalah rencana investasi dari Belanda untuk wahana permainan kelas dunia. Menurut Seno, jika deal, wahana ini akan jadi yang pertama di Asia Tenggara. Dengan investasi besar, dan kebutuhan lahan yang luas, Seno masih merahasiakan detail proyek itu. “Nanti tanahnya diborong Anda,” seloroh mantan wartawan dan pengusaha itu, seraya terbahak.

Tapi, yang kini di depan mata, Seno tengah menyiapkan hotel bintang empat di Boyolali. Hotel ini untuk menunjang gelaran terjun payung internasional yang diikuti 60 negara pada medio 2017. Untuk menunjang karnaval, jalur khusus juga dibikin tersendiri dan permanen agar tiap pawai tak mengganggu lalu lintas.

Seno masih punya mimpi Boyolali punya bandara dan stadion sendiri. Stadionnya mirip arena gladiator, cukup menampung 20 ribu penonton saja, tapi ‘seksi’, seperti Stadion Stockholm yang canggih dan dilengkapi kolam renang.

Seno yakin rencana dan mimpinya terwujud. Dengan APBD Rp2,2 trilyun, dan PAD Rp300 miliar yang terbesar dari rumah sakit dan layanan kesehatan, Boyolali  mengeluarkan belanja pegawai ’hanya’ 48%–bahkan Seno bangga bisa menggaji DPRD Rp 35-52 juta perbulan. “Belanja pegawai kami terkecil se-Indonesia karena daerah lain rata-rata 60-70% APBD,” ujar Seno.

Mimpi Boyolali di bidang ekonomi dan infrastruktur tak lepas dari kritik. Genjotan pembangunan dan investasi industri dianggap menghabisi sektor pertanian yang menjadi penopang utama Boyolali selama ini. Lahan pertanian menyusut 15%. Kendati Boyolali kekurangan tenaga kerja 16 ribu orang, tenaga tani, baik petani maupun penyuluh, juga terus menurun dan tak mencukupi.

Boyolali memiliki 2048 kelompok tani dewasa, 220 kelompok tani wanita dan 63 kelompok taruna tani dan gabungan kelompok tani 264. Sementara penyuluh pertanian sekitar 150 orang. Jika idealnya 1:8, yang terjadi 1:25.

“Pendampingan jadi tidak penuh, hasil pertanian juga kurang,” kata Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Boyolali, Pomo.

Dengan kritik itu, toh Boyolali masih pede di bidang pertanian karena dipercaya menjadi pusat peringatan Hari Pangan Sedunia 2016 secara nasional. Lahan di bagian timur  komplek pemkab Boyolali menjadi kebun dan areal tanam bagi berbagai varietas unggulan dengan buah dan jumlah produksi maksimal.

Pertumbuhan ekonomi Boyolali 6,08%, di atas rata-rata nasional 4,11%. Ini angka tertinggi untuk ukuran kabupaten, bahkan jika dibanding kota dan propinsi. Dengan capaian di bidang ekonomi itu, Seno mengklaim diminta melakukan presentasi di hadapan jajaran Kementerian Keuangan termasuk Menteri Sri Mulyani, bahkan di depan Presiden Jokowi.

Soal hitung-hitungan pengetatan anggaran, Seno dan Jokowi sepakat.  Keduanya juga senada untuk jenis musik yang mereka sukai: rock. Musik rock merupakan hobi Seno selain nonton bola dan film eksyen.

Tapi Seno buru-buru mengoreksi perihal selera rock dirinya dan Presiden itu. “Pak Jokowi suka Metalicca, tapi saya seneng Judast Priest,” kata Seno, rocker dadakan yang belum lupa cara memainkan gitar dan drum ini, sembari tertawa.

 

 

Tinggalkan komentar